1) Mengandalkan keberuntungan
Keberuntungan, menganggap bahwa pekerjaan yang melanggar aturan belum tentu menjadi penyebab kecelakaan; sering dianggap memiliki motivasi baik, tidak akan disalahkan; rasa percaya diri yang kuat, percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghindari kecelakaan; meskipun melanggar aturan, ada kemungkinan orang lain tidak mengetahuinya.
2) Apatis/tidak peduli
Orang yang memiliki mentalitas seperti ini cenderung beranggapan bahwa keamanan adalah urusan orang lain, terhadap dirinya sendiri tidak ada hubungannya, siapa yang mengalami kecelakaan, siapa yang bertanggung jawab, dan juga memang faktor orang tersebut sedang tertimpa sialnya.
Oleh karena itu, tidak tertarik mempromosikan mengenai hal keamanan dan keselamatan, tidak menyadari dan mementingkan pembelajaran keselamatan merupakan hal yang sangat penting, tidak ada rasa semangat menjalankan kegiatan keselamatan, terhadap orang lain yang melakukan pekerjaan melanggar aturan sama sekali tidak peduli, bila ada kejadian berpotensi terjadinya kecelakan selalu menutup mata atau tidak peduli, jika sampai terjadi kecelakaan kerja pun, orang yang seperti ini kebanyakkan hanya bertindak sebagai penonton saja dan tidak ikut membantu di lapangan.
3) Pasif atau kurang sensitif
Setiap hari selalu berbicara betapa pentingnya keamanan dan keselamatan saat bekerja, bahkan hari demi hari, tahun demi tahun bekerja pun tidak pernah ada sekalipun terjadi kecelakaan, dengan begitu orang yang memiliki mental ini cenderung tidak lagi menganggap hal keselamatan merupakan sesuatu yang penting dan perlahan-lahan mulai berkurang rasa waspada terhadap bahaya yang sebenarnya selalu ada di sekitar kita setiap saat.
3) Pasif atau kurang sensitif
Setiap hari selalu berbicara betapa pentingnya keamanan dan keselamatan saat bekerja, bahkan hari demi hari, tahun demi tahun bekerja pun tidak pernah ada sekalipun terjadi kecelakaan, dengan begitu orang yang memiliki mental ini cenderung tidak lagi menganggap hal keselamatan merupakan sesuatu yang penting dan perlahan-lahan mulai berkurang rasa waspada terhadap bahaya yang sebenarnya selalu ada di sekitar kita setiap saat.
Setiap atasan selalu membuat aturan ketat atau mewajibkan untuk mengingatkan selalu mengenai keamanan dan keselamatan untuk semua level jabatan dalam melakukan inspeksi di lapangan, agar setiap pengarahan kerja mengenai keselamatan harus dijalankan di lapangan bukan hanya sekedar paham teori saja.
4) Egoisme
Orang yang memiliki mentalitas egoisme, selama dirinya aman dan nyaman tidak menghiraukan keamanan orang lain dan imbasan efeknya. Misalnya, ada terjadi kecelakaan, saat itu demi menghindari hukuman, mencari kemungkinan sebanyak mungkin untuk bisa mengurangi tanggung jawab dan kewajiban mereka bila berada dalam situasi tersebut, dan juga akan memutarbalikan fakta dengan berkata tidak jujur.
4) Egoisme
Orang yang memiliki mentalitas egoisme, selama dirinya aman dan nyaman tidak menghiraukan keamanan orang lain dan imbasan efeknya. Misalnya, ada terjadi kecelakaan, saat itu demi menghindari hukuman, mencari kemungkinan sebanyak mungkin untuk bisa mengurangi tanggung jawab dan kewajiban mereka bila berada dalam situasi tersebut, dan juga akan memutarbalikan fakta dengan berkata tidak jujur.
Ketika ada kejadian kecelakaan, takut terlibat, atau takut mendapat keluhan dari pihak lain, sehingga berbicara tidak jujur. Seharusnya penyelidikan penyebab kasus kecelakaan tersebut tidak akan menjadi rumit, apabila orang yang memiliki sikap mentalitas ini dapat berkata jujur mengenai kronologis kejadian sebenarnya, serta masalah tersebut juga dapat cepat teridentifikasikan dan diselesaikan tepat waktu, karena masalah tersebut tidak dapat diatasi sampai tuntas maka kejadian kecelakaan serupa lainnya kemungkinan besar dapat terjadi lagi.
5)Menginginkan keuntungan walaupun kecil atau sedikit
Dalam inspeksi keamanan, sering ditemukan peralatan kerja yang tidak utuh/lengkap seperti ada peralatan kerja memiliki ujung runcing memiliki kap pelindung tetapi cepat sekali mudah hilang, contoh lain bohlam lampu yang baru terpasang dan masih menyala tetapi dalam beberapa hari bohlam tersebut sudah tidak ada atau hilang, peralatan di lapangan atau sedang meletakkan sebentar helm keselamatan bisa hilang tanpa jejak dan sebagainya.
5)Menginginkan keuntungan walaupun kecil atau sedikit
Dalam inspeksi keamanan, sering ditemukan peralatan kerja yang tidak utuh/lengkap seperti ada peralatan kerja memiliki ujung runcing memiliki kap pelindung tetapi cepat sekali mudah hilang, contoh lain bohlam lampu yang baru terpasang dan masih menyala tetapi dalam beberapa hari bohlam tersebut sudah tidak ada atau hilang, peralatan di lapangan atau sedang meletakkan sebentar helm keselamatan bisa hilang tanpa jejak dan sebagainya.
Hal-hal ini sebenarnya dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki mental seperti ini dan merupakan tindakan pencurian, "membawa" untuk pulang. Orang-orang seperti ini, sesungguhnya pada akhirnya mereka sendiri yang akan merasa dirugikan akibat perbuatan yang dilakukannya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar